SUARABMI.COM - Linda Purwaningsih, Sempat bekerja di Taiwan selama 3 periode dan pulang lalu berangkat lagi ke Turki tanpa ijin orang tuanya tahun 2015 lalu, kini TKW asal Desa Temu Rejo Bangrejo Banyuwangi ini dideportasi dari Turki.
Sempat mendapat pengawalan yang ketat dari aparat dari Surabaya ke Banyuwangi dengan kereta Probowangi, Linda mampir ke Polres Banyuwangi untuk pemeriksaan sebelum akhirnya ia diserahkan kepada keluarganya.
Dalam keterangannya, Norawi menampik bahwa Linda terlibat dalam kelompok Islam radikal ISIS. Kepulangannya yang terasa istimewa dengan pengawalan ketat hanyalah sebuah pengawalan biasa terhadap warganya yang dideportasi. "Dia di deportasi karena masalah administrasi imigrasi saja," kata Norawi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasubag Humas Polres Banyuwangi, AKP Bakin. Dia menegasakan bahwa dibawanya Linda ke Polres Banyuwangi terlebih dahulu bukanlah hal yang istimewa. Hal itu merupakan bentuk tindakan wajar dari pihak kepolisian dalam mendampingi warganya untuk kembali ke keluarganya di kampung halaman.
"Seperti yang dikatakan Pak Norahwi, ini tidak ada masalah. Polisi hanya mendampingi saja untuk kembali ke keluarganya," kata Bakin.
Sekadar diketahui, wanita kelahiran Banyuwangi 22 Maret 1986 di pulangkan ke Banyuwangi oleh pihak Kementerian sosial (Kemensos) karena pihak Turki mendeportasinya. Dia dideportasi karena diduga terlibat jaringan ISIS.
[ads-post]
Jelang kedatangan Linda dari Polres siang kemarin, keluarga berkumpul dan bersiap menyambut Linda. Menurut penuturan Ayah Linda, Kateno, terkait semua rumor yang ditujukan kepada anaknya keluarga sepakat tidak akan mempermasalahkan. "Dia (Linda, Red) akan kita terima, tidak akan kita permasalahkan," jelasnya
Semula, keluarga tidak ada masalah dengan kondisi Linda di luar negeri. Baru setelah Linda memberi kabar kepada pihak keluarga bahwa dirinya memakai cadar, polemik sedikit terjadi. Bersamaan dengan itu, Linda mulai melarang keluarga di rumah menggelar kegiatan seperti tahlilan atau selamatan.
"Bapak jangan ikut tahlilan," ujar Kateno menirukan ucapan Linda. Linda juga pernah berpamitan akan ke syiria melaui jalur laut kepada ayahnya. "Pak aku mau ke Syiria melewati laut. Lautnya banyak ranjaunya, kalau aku mati ikhlaskan," ungkap Kateno menirukan ucapan anaknya.
Penyerahan Linda kepada keluarganya dilakukan secara formal. Penyerahan dituangkan dalam berita acara yang disaksikan Kapolsek Bangorejo AKP Watiyo, jajaran Forpimka, dan Pemdes Temurejo. Kapolsek Watiyo mengatakan, keberadaan Linda setelah dideportasi saat ini sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Saat dimintai informasi lebih jelas motif perpindahan Linda dari Taiwan ke sejumlah tempat hingga berakhir di Turki, Kapolsek belum bisa memberikan keterangan secara jelas. "Kaitannya paham, sampai saat ini kita tidak bisa membuktikan" ujarnya. "Kepentingannya masih tanda kutip" lanjutnya.
Kapolsek juga menyebutkan jika kesan keberadaan Linda ditutup dari jangkauan awak media, hal itu tidak lebih dari permintaan Linda secara pribadi ditambah lagi selama pemulangan Linda dikawal oleh tim dari Kemensos RI.
"Kami juga menghormati SOP yang diterapkan Kemensos dalam mendampingi warga yang dideportasi. Itu dia yang minta," tegasnya.