Masih Koma Selama 5 Bulan Ini Akibat Kecelakaan, PMI Taiwan Asal Tulungagung Ini Sidang Tuntutannya Diwakilkan Pengacara, Permintaan Ayahnya Bikin Air Mata Menetes
Taiwan, Masih ingat dengan kasus Catur (28), PMI Asal Tulungagung yang mengalami kecelakaan saat bersepeda akhir Januari lalu? hingga kini masih terbaring di RS dan belum sadarkan diri juga.
Sekretaris NESA Taiwan, Muriel Yu mengatakan hal tersebut seusai mengunjungi Catur di RS Chatay, Kota Hsinchu, Taiwan.
"Setiap kali saya mengunjunginya, hati saya terasa tersayat lagi, " ungkap Muriel Yu yang sekaligus diberi kuasa oleh keluarga Catur menindaklanjuti kasusnya.
Dalam kesempatan itu, selain melihat kondisi Catur, Muriel Yu juga mencari informasi tentang riwayat kehidupan Catur, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam sidang pertama yang akan digelar awal bulan Juli mendatang.
Melalui teman Catur yang saat itu berada di RS, Muriel Yu mendapatkan banyak informasi tentang kegiatan keseharian Catur selama di Taiwan, sekaligus mengetahui akun Facebook Catur.
[post_ads]
Dalam akun Facebooknya, menurut Muriel Yu, banyak sekali postingan berbagai kegiatan Catur dengan sepeda favoritnya.
"Setiap lembar foto, Catur selalu berpose dengan sepeda favoritnya di berbagai perbukitan dan tempat wisata di Taiwan, " jelas Muriel Yu.
"Bahkan Catur juga pernah berpartisipasi dalam perlombaan sepeda di Kota Hsinchu beberapa waktu lalu, " lanjutnya.
Muriel Yu seakan tidak percaya kalau orang yang sedang terbaring berjuang melawan Malaikat maut di depannya adalah Catur. Ia hanya bisa berharap Catur bisa segera sadar seperti pasien di sampingnya, seorang TKA Thailand yang juga korban kecelakaan Desember tahun lalu.
Lebih lanjut Muriel Yu mengatakan, ia berharap bahwa jaksa penuntut Taiwan dapat dengan cepat menuntut mereka yang telah melukai Catur dan bisa membantu keluarga Catur sesegera mungkin mendapatkan kompensasi, untuk menenangkan jiwanya.
Lagi pula, Catur masih muda, memiliki kemampuan yang kuat untuk bisa pulih kembali dari cedera otaknya. Ia hanya perlu lebih banyak stimulasi dari dunia luar terutama mengajaknya berbicara atau membisikkan di kedua telinganya dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan demikian, secara perlahan-lahan, lambat laun dengan selalu membisikkan suara kepadanya, melalui alat pendengarannya akan bisa membantu memulihkan kesadaran Catur, paling tidak dia akan meresponnya melalui anggukan atau gelengan kepala.
Pada awal Maret lalu, ayah Catur dan kakaknya sudah didatangkan ke Taiwan. Selain menjenguk keadaan Catur, mereka juga menandatangani surat kuasa kepada pengacara di Taiwan untuk menindaklanjuti kasus Catur dalam menuntut kompensasi hingga selesai.
[post_ads_2]
"Awal bulan depan adalah sidang pertama untuk menuntut kompensasi, meskipun prosesnya memakan waktu yang lama namun demi membantu Catur, NESA tidak akan berhenti begitu saja, " pungkas Muriel Yu.
Ketika berada di kantor Taoyuan City Employment Service Institute Association (TCESIA) ayah Catur, Suwarno, meminta bantuan kepada TCESIA apabila nanti Catur bisa siuman mohon sekiranya dia dipulangkan, dan jika memang Catur tidak bisa diselamatkan lagi, ia meminta supaya jenazahnya juga dipulangkan.
"Saya mohon bantuannya, jika anak saya siuman maka pulangkan dia, dan apabila dia ditakdirkan meninggal saya mohon jasadnya bisa dipulangkan, " jelas Suwarno dengan mata berkaca. Menurutnya, sebesar apapun nilai uang yang diberikan tidak bisa menggantikan anaknya.
sumber: mbokcikrak.com