Bulan Januari Hingga Juni 2020, Ada 1.429 Kasus Cerai di Trenggalek, Banyak yang Gugat Cerai Oleh TKI/TKW Dengan Alasan Masalah Ekonomi
SUARABMI - Ada 1.429 pasangan suami-istri di Kabupaten Trenggalek mengajukan perceraian. Data tersebut merujuk pada data yang masuk dalam perkara diterima oleh Pengadilan Agama Trenggalek mulai bulan Januari - Juni tahun 2020.
H. A. Zahri Ketua Pengadilan Agama Trenggalek (23/7/2020) menuturkan jika perkara yang diterima hingga Juni ada sebanyak 1.429 perkara. Untuk cerai talak ada 281 dan cerai gugat sebanyak 622.
Dengan rincian kasus kehilangan pekerjaan ada 394, perselisihan atau pertengkaran terus menerus sebanyak 211 dan ditinggal pergi begitu saja ada 70 kasus.
[post_ads]
Kasus lainnya terbilang masih kecil, seperti karena narkoba ada dua kasus, berzina tiga kasus, kawin lagi satu kasus, kekerasan dalam rumah tangga dua kasus, perjudian satu kasus dan karena dipaksa kawin ada dua kasus.
Zahri menuturkan jika masalah ekonomi masih sangat mendominasi pada angka perceraian di Kab. Trenggalek. Sedangkan untuk pekerja migran atau TKI dalam kasus ini terekam dan masuk pada masalah ekonomi, karena rumusan pekerja migran atau TKI biasanya di tinggal pergi ada sekitar 70 kasus.
Biasanya pihak penggugat masih diluar negeri dan meminta cerai dengan menggunakan jasa pengacara.
Dari beberapa perkara tersebut masih ada beberapa perkara lagi seperti penguasaan anak empat perkara, dan yang paling tinggi adalah pengesahan nikah sebanyak 269 perkara.
Sedang untuk dispensasi kawin ada 224. Harta waris 10 perkara, wali tiga perkara dan pembagian waris ada satu perkara.
[post_ads_2]
Zahri juga menerangkan, untuk angka dispensasi melonjak setelah amandemen undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Dimana sebelumnya calon istri agar bisa menikah harus sudah diusia 16 tahun dan suami 17 tahun.
Karena ada gugatan maka semua disamakan jadi 19 tahun. Dari itu maka angka dispensasi kawin melonjak.
sumber: suarasurabaya
