Menteri Sosial RI Usulkan Harga Rokok Naik Menjadi 100 Ribu per Bungkus, Setujukah Kamu
SUARABMI - Juliari Batubara, Menteri Sosial RI mengungkapkan perokok anak masih jadi masalah di Indonesia. Untuk itu, ia mengusulkan adanya kenaikan harga jual rokok hingga Rp100 ribu per bungkus. Selain mencegah anak-anak membeli rokok, kenaikan ini juga menjadi tambahan pemasukan bagi pemerintah dari cukai.
"Anak-anak ini simpel, mereka ingin terlihat tua, terlihat cool, keren, jadinya merokok. Selain itu, meskipun saya bagian pemerintah, akses terhadap rokok ini harus dibatasi. Bahkan di Indonesia menjual rokok secara ketengan (satuan) masih bisa," kata Juliari saat Webinar Hari Anak Nasional 2020, Senin (20/7/2020).
[post_ads]
Juliari mengusulkan, proses pembelian rokok seharusnya dipersulit. Salah satunya dengan menaikan harga per satu bungkus rokok. Tujuannya, agar rokok tidak mudah dibeli oleh anak-anak.
"Kalau bisa rokok harganya mahal. Satu bungkus minimal 100 ribu. Negara juga dapat cukai lumayan," usul Juliari.
Disadarinya, usulan tersebut bisa berdampak pemerintah mendapat protes dari para petani tembakau yang menanam bahan utama pembuatan rokok.
Namun demikian, menurut Juliari, kebanyakan produksi rokok saat ini juga telah menggunakan tembakau impor. Sehingga, ia mengusulkan sebaiknya petani tembakau berganti jenis tanaman yang dipanen.
[post_ads_2]
"Jadi harus mendesak pemerintah supaya harga rokok dan cukai dinaikan. Ini bukan untuk meningkatkan APBN saja, itu jangka pendek. Jangka panjangnya anak kita terlindungi dari rokok," ucapnya.
Selain berbahaya bagi kesehatan secara fisik, Juliari menyampaikan bahwa rokok bisa menjadi sarana anak mengenal narko ba. Jika telah terjerumus pada narko ba maka yang dikhawatirkan masa depan anak jadi terancam.
"Harus diingat pengenalan narko ba dari rokok. Lama-lama nyobain gan ja lalu sa bu. Begitu masuk ke narko ba ya sudah habis. Mau rehab seperti apa pun, kalau sudah nark oba sejak dini itu sudah sulit," ujar Juliari.
sumber: ayobandung