Ratusan Peyalur Jasa TKI Minta Jokowi dan Menaker Copot Kepala BP2MI Karena Sebut Sponsor TKI Sebagai Calo dan B*jingan
Indonesia, Ratusan penyalur atau sponsor perekrut calon pekerja migran Indonesia (PMI) dari wilayah Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Subang menuntut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani dicopot dari jabatannya.
Hal tersebut disampaikan oleh para sponsor karena tersinggung dengan ucapan Benny Rhamdani yang menyebut sponsor adalah orang-orang b*jingan dalam video yang viral beberapa waktu lalu.
Koordinator PJTKI Wilayah Indramayu, Wiryoto mengatakan, para sponsor merasa kecewa dan sakit hati dengan ucapan tersebut.
[post_ads]
"Saya mewakili rekan-rekan semua, ini harus menjadi catatan bagi orang-orang yang telah mencaci dan menjatuhkan martabat seseorang," ujar dia sebagaimana dilansir tribunnews saat menggelar pertemuan di Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Selasa (30/6/2020).
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar Benny Rhamdani mempertanggungjawabkan perkataannya dengan mundur dari jabatan sebagai Kepala BP2MI.
Betul bahwa calo awalnya adalah produk ciptaan P3MI sendiri, hanya dalam perkembangannya keberadaan calo tidak terkendali dan dan membuat persaingan antar PJTKI tidak sehat. PJTKI yang berani bayar mahal, maka akan diberikan jatah calon TKI oleh para calo.
[post_ads_2]
Saat ini sebagaimana penuturan salah satu staff PJTKI di Jawa Tengah kepada suaraBMI, harga yang harus ditebus PJTKI untuk seorang calon TKI dari calo adalah 18 juta untuk CTKI Malaysia, 15 - 16 juta untuk CTKI Singapura, 12 juta untuk CTKI Hongkong dan Taiwan dan 10 juta untuk CTKI Brunei.
Biaya calo yang tinggi itu berimbas kepada calon TKI dimana hutang calon TKI semakin besar dan juga bila mengundurkan diri dimasa pelatihan maka biaya yang harus mereka ganti ke PJTKI juga besar.
Karena kasus inilah, sebagian PJTKI pro dengan program Benny Rhamdani untuk basmi calo namun sebagian PJTKI lainnya pro dengan sponsor dan menganggap keberadaan sponsor sangat berarti bagi mereka.