Dhea Lukita Andreana, Anak TKI Taiwan dan Malaysia Asal Tulungagung Terpilih Jadi Paskibraka Nasional di Tengah Pandemi, Hanya 8 Orang di Indonesia ya
SUARABMI - Tinggal menghitung hari bangsa kita hendak memperingati HUT ke- 75 Republik Indonesia. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka( Paskibraka) jadi salah satu bagian terutama dalam upacara bendera.
Tetapi, dengan situasi Covid- 19 disaat ini beberapa ketentuan anyar juga dibuat. 17 Agustus 2020 esok, upacara HUT ke- 75 RI senantiasa diselenggarakan di Istana Negara.
Berbeda dari tahun- tahun sebelumnya, kali ini tamu yang muncul buat mengikuti upacara bendera dibatasi. Perihal itu termasuk juga personel regu Paskibraka yang umumnya berjumlah ratusan siswa- siswi dari bermacam pelosok Nusantara.
[post_ads]
Tahun ini, istana cuma memilah 8 personel Paskibraka untuk bertugas jadi pengibar bendera. Hal itu dituturkan oleh oleh Ketua Purna Paskibraka Indonesia( PPI) jawa Timur Sarjono.
“Keseluruhan terdapat 8 perwakilan wilayah yang tersaring tahun ini, nanti diresmikan 3 orang bertugas pagi, 3 orang bertugas petang serta 2 cadangan,” kata Bang Jon, panggilan akrabnya.
Kali ini, pastinya Jawa Timur juga wajib berbangga. Karena di antara 8 anggota Paskibraka Nasional itu ada satu siswi yang menggantikan Jawa Timur.
Sosok berprestasi itu yakni Dhea Lukita Andreana. Sebenarnya Dhea serta 7 kawan yang lain ialah anggota Paskibraka Nasional tahun 2019 lalu.
Sebab tidak terdapatnya perekrutan anggota Paskibraka baru, diputuskan buat mengambil anak didik siswi terbaik personel Paskibraka di tahun 2019.
Berikut profil Dhea Lukita Andreana:
Dhea ialah siswi kelas XII SMAN 1 Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur. Dhea ialah anak dari pasangan Salim Rajun serta Nursiah.
Kedua orang tua Dhea bekerja sebagai TKI di Taiwan dan Malaysia. Kesehariannya, Dhea tinggal bersama si kakek.
[post_ads_2]
Jadi personel Paskibraka ternyata sudah menjadi cita- cita Dhea semenjak kecil. Di tahun 2019 kemudian, Dhea mengawali dengan turut pemilahan kabupaten untuk jadi personel Paskibraka.
Sehabis lolos, beliau maju seleksi ke tingkatan Provinsi Jatim. Di Jatim, Dhea lalu bersaing dengan utusan dari 38 Kabupaten/ Kota di jatim.
Tiap wilayah dikala itu mengirim 3 perwakilan. Lewat seleksi panjang, Dhea akhirnya tersaring ke jenjang nasional bersama seseorang pelajar asal Kota Batu.
Terpilih jadi personel Paskibraka pastinya jadi sesuatu kebanggan dari Dhea." Alhamdulillah suka sekali, terlebih tidak cuma menggantikan sekolah tetapi Jawa Timur," ucap Dhea saat tanya jawab pada tahun 2019 lalu.
Kedua orang tua Dhea pastinya pula amat besar hati dengan terpilihnya si putri jadi anggota Paskibraka. Dibilang oleh sang ibu, Dhea ialah sosok anak yang giat serta patuh walaupun diurus si kakek.
Dhea ditinggalkan kedua ibu dan bapaknya jadi TKI semenjak berumur 2 tahun. Diakui Nursiyah, beliau serta suami berani untuk merantau karena mau mengubah nasib.
Hal itu dilandasi pengalaman kurang baik yang sempat dirasakan dikala merantau di Ambon. Kala itu, Nursiyah berserta suami serta abang Dhea harus kembali ke Jawa sebab terdapatnya konflik sektarian 1999.
sumber: jatimnow
COMMENTS