MasyaAllah Patut Ditiru, Doakan TKW Tulungagung dan Banyuwangi yang Meninggal Dunia di Hong Kong kemarin, Tahlil Virtual Dikalangan BMI Hongkong Luar
SUARABMI - Sebagaimana tradisinya warga Nahdliyin yang berada di kampung halaman, untuk mendoakan anggota keluarga atau masyarakat yang meninggal dunia, selalu mengadakan kegiatan tahlil.
Begitu juga, saat Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Tulungagung, Sutrisni asal desa Ngentrong yang meninggal dunia pada Senin (14/09/2020) lalu di tempat kerjanya Hong Kong.
Meski masih dalam sosial distancing dan kondisi Pandemi Covid-19 ini, para Pekerja Migran Indonesia (PMI) tetap bisa menggelar tahlil virtual untuk almarhumah Sutrisni.
[post_ads]
"Semua kegiatan dialihkan ke webinar, jadi semua perkembangan dan informasi masih bisa kita dapatkan," kata Heni Wulandari, ketua Komunitas Migran Peduli Sesama Tulungagung (Kompas-TA).
Lanjutnya, selama pandemi ini Kompas-TA disebut Heni hanya ikut tahlil virtual ketika mendapat undangan dari komunitas lain. "Kali ini karena teman kita PMI yang meninggal dari Tulungagung, maka acara tahlil virtualnya diselenggarakan oleh kami sendiri dan diikuti oleh anggota," jelasnya.
Peserta tahlilan virtual ini masih terbatas anggota, alasannya jadwal PMI yang bekerja tidak sama waktu istirahatnya. "Karena keterbatasan waktu dan jam istirahat kerja yang sulit untuk disesuaikan," ungkapnya.
[post_ads_2]
Karena kegiatan di masa pendemi ini terbatas dan hanya menggunakan teknologi informasi dan tidak bertatap muka maka pelaksanaan dilakukan di tempat kerja masing-masing dengan mengambil imam tahlil dari Indonesia.
"Semalam pemimpin tahlil dari Indonesia, nanti semoga ke depannya bisa dilanjut secara rutin," imbuhnya.
Tahlil yang dibacakan bukan hanya untuk Almarhumah Sutrisni, namun juga dikhususkan buat satu TKW yang juga meninggal dunia di hari yang sama. TKW atau PMI yang dimaksud bernama Nurmila asal Kabupaten Banyuwangi.
sumber: jatimtimes
COMMENTS