Vaisal, TKI Asal Jombang, Viral karena Juara Azan di Jepang
SUARABMI - Sosok Muhammad Vaisal dari Dusun Sukorejo, Desa/Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang viral di dunia maya usai dinobatkan sebagai juara 1 lomba azan yang diadakan Baraya Viking Japan (komunitas pendukung Persib Bandung di Jepang).
”Lomba ini sebetulnya untuk memperingati Idul Adha,” ujarnya melalui sambungan telpon. Dalam keseharian ia bekerja di salah satu industri kapal di Jepang dan bertempat tinggal di Hiroshima.
Ia mengetahui ada lomba online dari media sosial yang selama ini diikuti untuk berkomunikasi dengan banyak teman. Termasuk kerabatnya di Jombang.
Setelah mengamati informasi yang diunggah, ia terbersit mengikuti lomba. Selain ingin menyiarkan Islam di Negeri Sakura, azan baginya tidak asing.
[post_ads]
Sejak kecil ia sudah sering belajar azan dan beberapa kali mengumandangkan azan di masjid/musala. ”Tujuan ikut lomba sebenarnya untuk mengumandangkan azan di Jepang,” terangnya.
Pria kelahiran 7 Mei 1998 ini akhirnya mendaftar lomba online tersebut. Karena sejak awal tak berniat menjadi pemenang, ia pun tidak melakukan persiapan apa-apa. Apalagi selama bertempat tinggal di Hiroshima, ia juga harus fokus merampungkan pekerjaannya.
”Lombanya diunggah di Fb dan penilaiannya diambil dari like 50 persen dan dewan juri 50 persen,” katanya.
Saat itu, kenangnya, puluhan peserta mengumandangkan azan dengan all out. Sedangkan dirinya tak ada persiapan.
Pembuatan video yang dilakukan dengan HP sederhana. Edit yang dilakukan juga sekadarnya. ”Saingan saya banyak yang mengedit secara profesional seperti azan di televisi. Saya sibuk bekerja jadi tidak sempat mengedit,” tegasnya.
23 Agustus hasil lomba diumumkan dan ternyata dia berhasil terpilih sebagai juara 1. ”Alhamdulillah bersyukur dimanapun berada bisa jadi orang yang bermanfaat,” katanya senang.
[post_ads_2]
Anak terakhir dari pasangan Soleh Suwarno dan Sukatun ini memang belajar azan sejak kecil. Bahkan, dirinya juga memberanikan diri untuk turut mengumandangkan azan di masjid.
Pada waktu duduk di bangku SMP, dirinya juga belajar azan di TPQ. ”Dulu belajar sendiri dan pernah memberanikan diri azan di masjid,” ungkapnya.
Dirinya ingin, kegiatan serupa terus diadakan. Disamping syiar Islam, kegiatan itu juga bisa memotivasi yang lain dalam memelajari Islam.
Tidak hanya di Jepang, melainkan di negara-negara lain. ”Karena banyak mualaf yang awalnya mendengar kalimat toyibah seperti ini,” pungkas Vaisal.
source: jawapos
COMMENTS